Friday, May 17, 2024

The Sunnah Pre-Fajr Prayer & Pre-’Asr Prayer - why i'm keep doing it


During Ramadan, I am aware that my prayer, fasting, and worship to Allah are not perfect. Shawwal, on the other hand, provided me with a wonderful and highly pleasant atmosphere that helped me improve my faith in ways I cannot articulate. So, starting with the first day of Shawwal (during ied al-fitr), I began taking my faith more seriously this year. Alhamdullilah, and inshallah, I can do this for the rest of my life.


I want to be really serious about sunnah pre-fajr and sunnah pre-'asr prayers.


I know I am very fortunate to have my own spiritual Guru, and we recite and pray Sunnah together on a regular basis. And my Guru told me that in my cases, I needed to be serious about sunnah prayer. With a clear and correct intention in my heart, I want to do this correctly.


Allah knows best. He provides evidence of my consistency, which I greatly appreciate.


When I do sunnah pre-fajr prayer and continue it with fajr prayer, my soul is filled with an indescribable certainty. I'm not afraid of what will happen on that day, or how bad my day will be; I can handle it well.


And when I do four rak'ahs before 'asr and continue with the 'asr prayer, I experience a great sense of fulfillment and happiness. I did my best for that day, and I am not concerned about the outcome. As an overthinker, these two pre-obligated prayers have helped me a lot.


Alhamdulillah, what Allah stated about the Qur'an and Prophet Muhammad Alhamdulillah, what Allah says in the Qur'an and what Prophet Muhammad (Peace be upon Him) said are completely truthful. I now comprehend the meaning of a hadith reported by Saidatina Aisyah RA, in which the Prophet PBUH said,

"The two rak'ahs at dawn are better than this world and what it contains."


And al-Bukhari & narrated from Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him) that the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said:

"Angels come to you in succession by night and by day, and they meet at Fajr prayer and at 'Asr prayer, then those who stayed among you ascend, and He (Allah) asks them, although He knows best, 'How did you leave My slaves?' They say: ‘We left them when they were praying and we came to them when they were praying.”


Alhamdulillah. Allah knows the best.



how to love waking up

 

saya ini hampir seumur hidup menerima komplain dari orang tua saya karena saya bangunnya kurang pagi. menurut saya sudah pagi, tapi menurut mereka kurang pagi. kadang saya kesel karena saya merasa saya harus menjalani hari yang panjang dan tidak bisa tidur lagi karena ada jam kantor, sedangkan orang tua saya dan adek adek saya yang KPI based bisa tidur siang siang.


tapi orang tua itu selama mereka hidup harus dimuliakan, dan jika mereka sudah pergi harus dibanggakan. dan setelah menjalani hari hari yang intense selama kurang lebih 2 tahun saya emang ngerasa kalo working hours saya yang panjang itu dikombinasikan dengan bangun tidur yang cukup pagi menurut saya itu membuat saya tidak bisa melakukan banyak hal hal yang saya suka.


bayangkan ya : saya hanya bisa menulis blog ketika weekend atau long weekend, hanya bisa menonton film atau drama yang saya suka di akhir pekan dan hanya bisa membaca buku di hari libur. padahal menonton film & drama, menulis blog & mengedit foto dan membaca buku + nyatet kata kata pentingnya/post tulisan itu ala ala pinterest di second account instagram saya adalah jangkar yang membuat saya tetap waras di kantor saya yang bekerja sama dengan multi nasional company, meritocracy dan ga peduli hari lebaran itu.


apakah saya bisa bangun pagi pagi sekali? bisa. sangat bisa. ketika saya mengejar flight di pagi buta, apalagi kalau flight-nya untuk liburan ke luar negeri.


tapi yang diminta orang tua saya adalah saya bangun 2 jam sebelum matahari terbit dan itu setiap hari. hal yang tidak mudah dan untuk mencapai hal tersebut, saya memulai itu semua dengan baca bukunya sammy uyama yang judulnya how to love waking up.


di buku ini, sammy uyama tuh cerita tentang how great benefit of waking up early, seperti increases productivity, improves mental health and even boosts confidence. di buku ini juga dijelasin gimana caranya kita bisa konsisten bangun pagi walaupun itu required preparation & discipline. buku yang sangat sangat praktikal dan hanya terdiri dari 32 halaman, jadi cepet bacanya.



in summarized, saya bisa bilang untuk jadi early riser itu harus set 5 hal : berdo’a, rewards, morning routine, evening routine, & keep several alarms. setelah itu baru deh bangun pagi kita bisa di-maintenance dengan discipline.


begini detailnya :


berdo’a, minta mampukan untuk bangun lebih pagi - karena dengan berdo’a, sesuatu yang mudah akan lebih dimudahkan lagi.


set rewards - karena bangun lebih pagi itu bukan hal yang mudah. harus ada sesuatu yang cukup worth it, yang bikin kita mau memilih hal tersebut dibandingkan kembali menikmati AC yang dingin, kasur yang empuk dan selimut yang hangat. bagi saya, hal yang cukup worth it tersebut adalah gosok gigi pakai odol dengan rasa segar yang saya suka (dan kalau badan saya rasanya gerah saya biasanya langsung mandi), menulis blog dan mengedit foto. saya sudah coba macam macam cara. mulai dari makan brownies, chocolate almond dan nonton drama korea. semuanya masih belum bisa mengalahkan hangatnya selimut yang membuat saya tidur lagi. saya terus mencoba melakukan ini dan itu dalam menemukan rewards yang bikin saya bertahan untuk tetep bangun dan ngga' tidur lagi.


morning routine - to be more efficient, build a good mood and consist on a good habit. solat subuh, baca Qur’an dan work out atau apapun. memang sih morning routine yang menetap itu membuat hati itu menjadi lebih ringan, dan rasanya lebih siap aja gitu dalam menjalani belasan jam kedepan.


evening routine - to detach from the day activities. biar ga burn out. evening routine ini membuat kita jadi punya batasan yang jelas antara aktivitas yang kita lakukan, dan kapan itu semua selesai jadi kita bisa istirahat. selama ini, hal yang cukup blur bagi saya karena bekerja di perusahaan keluarga dan rumah & kantor hanya berbeda lantai saja. makanya sekarang saya kalo habis magrib itu biasanya ke tempat laundry untuk urus cucian, dan disusul dengan beli groceries/beli apapun yang saya perlu sebagai tanda mulainya evening routine saya.


keep several alarms - kalo cuma satu, saya ga akan awake. habis snooze alarm, saya akan tidur lagi. saat ini alarm saya ada 3. dua buah smartphone dan 1 buah jam beker.


hal hal yang saya sebutkan tadi itu harus di-maintenance dengan discipline. because world class result build around a world class habit. awal awal mencoba untuk bangun lebih pagi ini saya sampe bikin tracer yang saya analisis setiap 3 hari sekali untuk menemukan masalah dan solusi yang tepat gimana caranya saya bisa terus konsisten bangun lebih pagi setiap hari. karena untuk terus bertahan, kita butuh narasi kita sendiri. ga ada orang yang bisa bertahan dengan menggunakan narasi (atau motivasi) dari orang lain.


according to harvard journal about happiness, ternyata hidup itu tentang berlatih, bukan untuk mencapai.


berlatih untuk bangun pagi setiap hari.

bukan mencapai selesainya sekian aktivitas setiap pagi.


berlatih membaca setiap hari.

bukan untuk menamatkan sekian buku setiap minggu.


karena untuk bahagia, kita harus terus berlatih.

berlatih mencintai setiap hari.


terima kasih sudah membaca,

selamat mencoba.

“Wake up early every day so that while others are dreaming, you can make your dreams come true.” — Hal Elrod