Saturday, October 26, 2019

Being 26



hari ini rasanya beban saya hilang, terbang melayang entah ke mana.  Beban menjadi 25. 25 yang disebut sebut identik dengan Quarter life Crisis. segala galanya jadi terasa berat di umur 25, padahal aslinya sih biasa aja.  

Pagi ini saya jalan jalan. Menikmati kabut asap yang jarang jarang dan memutuskan menerima. saya ngga’ tau apa hubungannya kabut asap sama menerima, mungkin sesak karena kabut ngga’ bisa dihindari, tetapi sesak karena perasaan bisa dilepaskan. mungkin itu yang bikin saya akhirnya memutuskan untuk menerima. bukan karena ini satu satunya hal yang bisa saya lakukan, tetapi karena saya memilih untuk menerima. 

Menerima bahwa segala yang menyakitkan di masa masa sebelum hari ini, itu sudah kejadian. Mengikhlaskan bahwa segala yang memilukan, itu sudah takdir Tuhan. dan memaafkan saya yang dulu. saya yang dulu tidak sepintar sekarang, tidak se-aware sekarang dan saya yang dulu tidak sesadar sekarang. 

Menerima bahwa 2 teman baik saya di Surabaya memiliki progres hidup yang mungkin saja lebih maju dari saya. salah satu sudah menyelesaikan studinya, sudah wisuda dan ngga’ urusan lagi sama bimbingan bimbingan club. dan yang satu lagi sudah menikah dan punya anak di saat saya masih berjuang untuk ACC judul dan masih belum ada bayang bayang pacar. 

kemudian, hm.. mungkin ini yang paling berat. Menerima bahwa seseorang yang saya sukai memilih orang lain, seseorang yang bukan saya. Menerima bahwa dia memilih untuk melanjutkan cerita hidupnya tidak dengan saya di dalamnya. Mungkin dia akan ingat saya sebagai sebuah cinta yang pernah dia temui di satu masa dalam deretan karirnya, atau nama saya dia simpan rapi dalam hatinya dan pelan pelan dia lupakan. 

tapi tolong pak, kenanglah aku.

*naff - kenanglah aku #nowplaying

teruntuk bapak yang saya harap mengenang saya, 
saya ngga tau yah bagaimana tempat saya di hati bapak, cuma saya mau bilang.. bapak sudah mengubah saya. Banyak. 

oke oke, maaf kak. maaf sudah bikin kakak senewen gara gara saya panggil bapak, atau pak. padahal sudah ditegaskan berkali kali yah kalo jangan panggil pak, panggil kakak aja. 

Beda umur kita berapa kak? 3 atau 4 tahun di atas saya? haha, saya ngga' tau tepatnya. jadi, yaudahlah ya.. 

seperti yang saya bilang, kakak tuh mengubah saya. banyak. ke arah yang lebih baik. Alhamdulillah. Insya Allah. 

saya bangun pagi pagi biar bisa solat tahajjud, menyebut kamu dalam do’a, mungkin suatu hari Allah berkenan menyatukan kita dalam akhir yang sama, dan amin yang sama. 

once again, terjadi lagi. tapi saya ngga’ marah sama Tuhan. namanya juga perjalanan. saya jadi lebih aware soal kerapian, lebih care tentang berat badan, lebih peduli sama kesehatan dan lebih rajin baca waqi’ah. terima kasih ya, sudah bikin saya semangat untuk sembuh diawali dengan belajar menerima. terima kasih sudah bikin saya mikir untuk memulai puasa lagi, padahal itu adalah amalan yang sudah lama saya tinggalkan. terakhir puasa itu SMP dan mogok sampai akhirnya bulan lalu mulai lagi. 

tidak ada yang salah dalam perjalanan ini. perjalanan menyelesaikan 25. terima kasih sudah mewarnai hidup saya dalam menjalani 25 yang kini saya sadar, 

bahwa kamu punya seseorang yang kamu sebut dalam do’a, yang itu bukan saya. bahwa ada seseorang yang juga menyebut kamu dalam do’anya, sama seperti saya. bedanya, Tuhan kalian tidak berbeda. 

kita berbeda, dan saya menerima. mungkin terluka pada awalnya, tetapi setelah saya mikir lebih jauh.. 


ternyata saya sudah menang banyak. 
hehe. 


XOXO 



No comments:

Post a Comment