hari ini rasanya beban saya hilang, terbang melayang entah ke
mana. Beban menjadi 25. 25 yang disebut sebut identik dengan Quarter life
Crisis. segala galanya jadi terasa berat di umur 25, padahal aslinya sih biasa
aja.
Pagi ini saya jalan jalan. Menikmati kabut asap yang jarang
jarang dan memutuskan menerima. saya ngga’ tau apa hubungannya kabut asap sama
menerima, mungkin sesak karena kabut ngga’ bisa dihindari, tetapi sesak karena
perasaan bisa dilepaskan. mungkin itu yang bikin saya akhirnya memutuskan untuk
menerima. bukan karena ini satu satunya hal yang bisa saya lakukan, tetapi
karena saya memilih untuk menerima.
Menerima bahwa segala yang menyakitkan di masa masa sebelum hari
ini, itu sudah kejadian. Mengikhlaskan bahwa segala yang memilukan, itu sudah
takdir Tuhan. dan memaafkan saya yang dulu. saya yang dulu tidak sepintar
sekarang, tidak se-aware sekarang dan saya yang dulu tidak sesadar
sekarang.
Menerima bahwa 2 teman baik saya di Surabaya memiliki progres
hidup yang mungkin saja lebih maju dari saya. salah satu sudah menyelesaikan
studinya, sudah wisuda dan ngga’ urusan lagi sama bimbingan bimbingan club. dan
yang satu lagi sudah menikah dan punya anak di saat saya masih berjuang untuk
ACC judul dan masih belum ada bayang bayang pacar.
kemudian, hm.. mungkin ini yang paling berat. Menerima bahwa
seseorang yang saya sukai memilih orang lain, seseorang yang bukan saya.
Menerima bahwa dia memilih untuk melanjutkan cerita hidupnya tidak dengan saya di
dalamnya. Mungkin dia akan ingat saya sebagai sebuah cinta yang pernah dia
temui di satu masa dalam deretan karirnya, atau nama saya dia simpan rapi dalam
hatinya dan pelan pelan dia lupakan.
tapi tolong pak, kenanglah aku.
*naff - kenanglah aku #nowplaying*
teruntuk bapak yang saya harap mengenang saya,
saya ngga tau yah bagaimana tempat saya di hati bapak, cuma saya
mau bilang.. bapak sudah mengubah saya. Banyak.
oke oke, maaf kak. maaf sudah bikin kakak senewen gara gara saya
panggil bapak, atau pak. padahal sudah ditegaskan berkali kali yah kalo jangan
panggil pak, panggil kakak aja.
Beda umur kita berapa kak? 3 atau 4 tahun di atas saya? haha, saya
ngga' tau tepatnya. jadi, yaudahlah ya..
seperti yang saya bilang, kakak tuh mengubah saya. banyak. ke
arah yang lebih baik. Alhamdulillah. Insya Allah.
saya bangun pagi pagi biar bisa solat tahajjud, menyebut kamu
dalam do’a, mungkin suatu hari Allah berkenan menyatukan kita dalam akhir yang
sama, dan amin yang sama.
once again, terjadi lagi. tapi saya ngga’ marah sama Tuhan.
namanya juga perjalanan. saya jadi lebih aware soal kerapian, lebih care
tentang berat badan, lebih peduli sama kesehatan dan lebih rajin baca waqi’ah.
terima kasih ya, sudah bikin saya semangat untuk sembuh diawali dengan belajar
menerima. terima kasih sudah bikin saya mikir untuk memulai puasa lagi, padahal
itu adalah amalan yang sudah lama saya tinggalkan. terakhir puasa itu SMP dan
mogok sampai akhirnya bulan lalu mulai lagi.
tidak ada yang salah dalam perjalanan ini. perjalanan
menyelesaikan 25. terima kasih sudah mewarnai hidup saya dalam menjalani 25
yang kini saya sadar,
bahwa kamu punya seseorang yang kamu sebut dalam do’a, yang itu
bukan saya. bahwa ada seseorang yang juga menyebut kamu dalam do’anya, sama
seperti saya. bedanya, Tuhan kalian tidak berbeda.
kita berbeda, dan saya menerima. mungkin terluka pada awalnya,
tetapi setelah saya mikir lebih jauh..
ternyata saya sudah menang banyak.
hehe.
XOXO
No comments:
Post a Comment