source : buzzfeed.com |
26 tahun hidup saya, kayaknya saya harus meng-highlight 2019 sebagai the most bitter sweet year in my life.
Mari kita mulai.
Saya mengawali tahun 2019 dengan seneng seneng makan kepiting, ikan bakar, dan segala makanan yang enak-enak di rumah salah satu temen deket saya di Samarinda. saya bersama teman-teman yang lain yang emang tiap tahun selalu numpang makan berkedok new year's eve di rumah temen kami ini.
Saya tidak menyangka cerita 2019 akan seperti ini. indah, walau tidak sempurna.
Di mulai dari 1 Januari 2019 di mana terdapat banyak sekali makanan di kulkas saya di Samarinda, hasil dibungkusin sama mamanya temen saya yang emang sudah paham banget anak cewek kalo nge-kost emang ngga' bisa pulang tanpa bawaan abis acara. dan karena kalian sudah tau semua kalo jurusan saya mah gersang cewek, ngga' rugi mamanya temen saya bungkusin saya hari itu HAHAHAHA. kemudian beberapa temen sejawat mengerjakan tugas datang ke rumah dan memakan itu makanan semua sampai sisa separo. kemudian tahun bergulir. Februari, Maret, April.
Dan Mei 2019. bulan di mana saya untuk pertama kalinya memulai karir saya secara utuh sebagai insinyur magang. setelah melalui masa-masa sulit, saya akhirnya PKL di proyek saya sendiri. sebuah jalan rigid di timur wilayah Kutai. masa-masa yang saya tidak sangka bahwa Tuhan masih perkenankan saya untuk tetap berjuang menjadi insinyur teknik sipil. mulai dari visit project, mengikuti rapat tentang perubahan kontrak, menyusun justifikasi teknis, dan setelah luka jiwa yang panjang kembali jatuh hati. kali ini sama tenaga ahli.
Sejak 2015, saya sempat stuck dan harus ditangani psikiater karena mati rasa akibat perbuatan jahanam seorang manusia. sejak 2016, saya menunggu-nunggu kapan kiranya saya kembali jatuh hati. setelah menegak puluhan pil dalam 2 tahun intensif, pada Mei 2019, saya jatuh hati. sebuah nikmat Allah yang sungguh saya syukuri. ternyata, dibalik pahitnya kenyataan, kasih sayang Allah masih menaungi saya tanpa tetapi. Alhamdulillah.
Tahun berjalan, Juni, Juli, Agustus, September. pada bulan ini saya berulang tahun. menggenapi usia menjadi 26. melegakan, entah kenapa menjalani umur 25 kok ya rasanya berat sekali. di bulan ini, saya menerima Surat Keputusan tentang masa pengerjaan Tugas Akhir. Alhamdulillah, sebuah langkah nyata untuk menjadi seorang sarjana akhirnya saya jalani juga. kemudian Oktober tanggl 23 saya menjalani sidang proposal. membawa lampiran ini itu biar penelitian saya diterima dan bisa maju seminar hasil.
November, Desember. saya seminar hasil. dan tanpa disangka, pendadaran di bulan yang sama. di penutup 2019. hal yang betul betul tidak pernah saya sangka. seperti halnya sesaat setelah dinyatakan lulus sebagai sarjana teknik, saya terduduk dan menangis. Tuhan masih perkenankan saya menjadi tenaga ahli.
Alhamdulillahirrabbil alamin..
Finally, ST. |
Setelah pendadaran, kurva hidup saya sedikit melambat dan saya jadi terdampar lagi memikirkan perkara jatuh hati. memperjuangkan atau merelakan. terus mendo'akan atau mengikhlaskan. mempertahankan asa atau melepaskan begitu saja.
Dan saya memilih untuk melepaskan, karena (tanpa beliau sadari) ada sebuah sikap beliau yang saya anggap itu adalah sebuah statement, bahwa seseorang itu bukan saya :) berat awalnya, bingung tentu saja. perih tak berwujud yang saya alami, dan hanya saya yang tau tentang perih itu. waktu berlalu dan tahun berganti. Tuhan punya cara tersendiri untuk menjelaskan takdir. Tuhan tidak pernah membuat hambanya kebingungan atas sebuah ketetapan. dan perlahan saya mengerti bahwa takdir bukanlah wewenang saya, dan meskipun tidak takdir, setidaknya saya sudah mencoba. mencoba dengan terbaik yang saya bisa :) kami berbeda, dan itu fakta dan masalahnya. but know it's not part of me anymore.
Welcome to 2020. mari kembali merajut cerita baru. saya ingin hidup dengan lebih santai. makan dengan benar, dan olahraga secara teratur. ingin lebih sering jalan-jalan dan skincare-an. lebih sering mengobrol dengan orang tua dan saudara. dan tentu saja, pengen bisa rutin ngaji, baik ngaji kitab atau ngaji Qur'an. saya percaya, perkara hati sudah sebaik baiknya Tuhan yang atur :)
XO,
Fatimah. 2020.