Thursday, August 5, 2021

Terima Kasih, Ganda Putri

Sumber Gambar : Instagram Greysia Polii

saya mulai menggemari bulu tangkis circa 2015, waktu itu di Surabaya ketika pertama kalinya rumah saya menerima internet free flow. saat itu, saya menggemari pertandingan ganda campuran karena saya yang nge-fans abis sama cik Goh Liu Ying, pemain bulutangkis ganda campuran asal Malaysia. cik Liu Ying saat itu cantik sekali dengan rambut ombre birunya, permainan depan yang lincah dan penampilan cik Liu Ying di lapangan yang kadang mengingatkan saya pada idol group korea saking gemesnya. 

ganda campuran semakin menarik perhatian saya karena warganet twitter suka bercerita tentang drama cinta pemain asal negeri tirai bambu. penggemar bulutangkis die hard pasti udah tau lah ya soal drama cinta segi-banyak Zhang Nan - Tian Qing - Zhao Yunlei yang puncaknya di Olimpiade Rio 2016, Tian Qing yang tidak berangkat Olimpiade, Paduka Lee Yong Bo yang terduduk di kursinya karena Xu/Ma dan Zhang/Zhao sama sama terhenti di semifinal, dan ending bahagia yang membuat saya dan seluruh warga Indonesia bisa menyaksikan  di layar kaca Owi/Butet berkalungkan medali emas, hormat bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia raya. dan tentu saja, kebahagiaan bagi saya karena cik Liu Ying hari itu mendapatkan pencapaian tertingginya sepanjang karir sebagai seorang silver medalist Olimpiade. 

kegemaran saya akan badminton semakin intens ketika waktu itu saya nonton India Open, Angga/Ricky kontra Kevin/Marcus. “wah, ganda putra seru juga ya ternyata.” pikir saya waktu itu. dan lagi lagi, saya kembali mengagumi permainan belakang seorang Fu Haifeng dengan smash yang saking kerasnya, bisa merobek karpet lapangan. dan waktu - waktu saya di depan layar semakin sering, karena memang turnamen badminton itu Alhamdulillah selalu ada link streaming-nya. 

ganda putri adalah kecintaan terakhir saya. jujur saja ya, pertandingan tunggal is not cup of my tea. ya saya tetap menonton dan menikmati pertandingan, tetapi perasaan roller coaster yang saya rasakan ketika menonton pertandingan ganda itu sayangnya tidak timbul saat menonton pertandingan tunggal. 

kembali lagi tentang ganda putri. awalnya saya suka dengan ganda putri itu adalah ketika waktu itu pertama kali saya bermain bulutangkis ganda putri. selama saya kuliah, saya selalu bermain sebagai pemain depan ganda campuran, tidak jarang lawannya malah ganda putra saking sedikitnya perempuan di jurusan saya. ketika bermain bulutangkis sebagai ganda putri saya menemukan diri saya menikmati pertandingan, dengan berlari lari di bagian belakang lapangan. 

rally - rally anti durasi adalah ciri khas pertandingan ganda putri. adu bacot yang berujung teguran umpire adalah bagian dari drama pertandingan ganda putri. saya masih ingat ketika seorang Zhao Yunlei berteriak - teriak sambil mengepalkan telapak tangan di hadapan lawan dan Greysia Polii yang ditegur umpire di Sudirman Cup 2017, entah waktu itu dia melakukan apa, saya lupa. seberapa drama sih pertandingan ganda putri ini? coba deh tonton Juhl/Pedersen kontra Tian Qing/Zhao Yunlei di WBC 2015, insya Allah kalian akan mengerti drama yang saya maksud. 

Paris 2017, ketika Greys/Apri pertama kali menjuarai turnamen. saya ingat waktu di Sudirman Cup 2017 pertama kali Apriani dipasangkan dengan Greysia Polii. smash dan drop shot Apriani hari itu memjadi hiburan bagi kita semua, walau kala itu Indonesia sudah diambang kekalahan. saya melihat sebuah perpaduan kepribadian yang harmonis antar dua pemain yang berbeda usia 10 tahun ini dan benar saja, beberapa hari lalu mereka mempersembahkan emas pertama untuk Indonesia lewat ganda putri. 

tidak hanya kesabaran seorang Apriani Rahayu dan kuatnya tekad seorang Greysia Polii yang membuat saya berterima kasih kepada ganda putri, tetapi juga tentang semangat pantang menyerah seorang Yuki Fukushima yang bagi saya semua itu lebih dari sekedar menginspirasi. bahwa berjuang, tidak menyerah dan semangat untuk terus maju itu bisa dimulai oleh siapa saja, dan dimulai dari titik mana saja. karena mimpi itu tentang mengandalkan Tuhan dan tidak menyerah terhadap diri sendiri. 




Bontang, 05 Agustus 2021 

XOXO, 



Fatimah - you better than you know.  


No comments:

Post a Comment